Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh menargetkan produksi padi tahun 2025 mencapai 1.698.679 ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat dibandingkan capaian 2024 yang sebesar 1.643.355 ton.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanbun Aceh, Safrizal, optimis target tersebut dapat tercapai mengingat tren produksi padi di Aceh terus meningkat.
"Kami bahkan memperkirakan produksi bisa mencapai 1,7 juta ton, asalkan penanaman tepat sasaran dan serangan hama dapat dikendalikan," kata Safrizal, Jumat (14/2/2025).
Meningkatnya produksi padi di Aceh didorong oleh luas tanam yang meningkat meskipun luas lahan sawah mengalami penurunan. Data dari BPN menunjukkan lahan sawah menyusut dari 213 ribu hektar menjadi 202 ribu hektar, namun realisasi luas tanam justru meningkat dari target 320 ribu hektar menjadi 332 ribu hektar.
"Dulu petani hanya bisa menanam padi sekali setahun, sekarang sudah bisa dua hingga tiga kali. Produktivitas juga meningkat dari 5,4 ton per hektar menjadi 5,6 ton," tambahnya.
Dengan produksi gabah yang tinggi, Aceh diperkirakan menghasilkan hampir 1 juta ton beras, jauh melebihi kebutuhan konsumsi penduduk yang hanya sekitar 680 ribu ton per tahun. Ini memastikan Aceh tetap dalam kondisi surplus beras.
"Angka ini menunjukkan kita tidak perlu impor beras. Fokus kami adalah meningkatkan kesejahteraan petani, apalagi nilai tukar petani juga terus naik," ujarnya.
Kabupaten Aceh Utara, Pidie, dan Aceh Besar tetap menjadi lumbung padi utama dengan produksi tertinggi pada 2024. Aceh Utara mencatat produksi 340.207 ton, diikuti Pidie 225.230 ton, dan Aceh Besar 181.520 ton.
Sebaliknya, Sabang, Banda Aceh, dan Subulussalam menjadi daerah dengan produksi padi terendah.